Senin, 13 Februari 2012

Kelengkapan Sarana Mutlak Dibutuhkan Untuk Keberhasilan Operasi SAR

Waktujedaku - Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI Daryatmo S.IP, menegaskan, bahwa salah satu tolak ukur keberhasilan operasi SAR adalah kecepatan responsive time terhadap setiap musibah atau bencana. Untuk itu, kemampuan dan kelengkapan sarana pendukung mutlak dibutuhkan.

“Oleh sebab itu, Rescue Boat 220 ukuran 36 meter ini ditempatkan di Kantor SAR Mataram untuk meningkatkan kemampuan pelayanan SAR di NTB,” ujarnya saat meresmikan pengoperasian Kapal RB 220 disaksikan Wakil Gubernur NTB Ir H Badrul Munir, MM., Deputi Bidang Potensi SAR Basarnas, para pejabat eselon II lingkup Basarnas, Muspida NTB, TNI/Polri dan Kepala Kantor SAR seluruh Indonesia, di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, Senin (13/2/2012).

Daryatmo menambahkan, sebagian penduduk di beberapa wilayah NTB sangat bergantung pada moda transportasi laut, sehingga memiliki resiko yang tinggi terhadap musibah pelayaran.

“Dengan hadirnya kapal ini diharapkan pelayanan jasa SAR bisa lebih optimal, sehingga masyarakat, wisatawan, nelayan dan para pengusaha di NTB merasa lebih aman dengan bertambahnya kekuatan dan kemampuan Kantor SAR Mataram,” jelasnya

Bukan hanya itu, lanjutnya, dengan bertambahnya kemampuan SAR di wilayah NTB, kepercayaan dunia internasional juga kan semakin meningkat. Ia berpesan, kepada jajaran Kantor SAR Mataram agar selalu menjaga, merawat dan mengoptimalkan fungsi kapal RB 220 agar dapat dioperasikan jika terjadi musibah pelayaran.

“Tingkatkan kemampuan dan pembinaan SDM, serta jalin komunikasi dan koordinasi yang harmonis dengan seluruh instansi terkait,”imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Kantor SAR Mataram Marsudi S. Sos MSi, menyambut baik adanya sarana tambahan di Kantor SAR Mataram. Ia berharap, tambahan peralatan tersebut mampu meningkatkan kinerja jajaran SAR Mataram dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, yaitu memberikan pelayanan dan bantuan SAR kepada masyarakat.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur NTB Ir H Badrul Munir, MM mengatakan, Provinsi NTB merupakan salah satu dari 7 provinsi kepulauan yang ada di Indonesia. Sebagai provinsi kepulauan, katanya, tentu sangat diperlukan kesigapan dan kesiapan karena berpotensi besar terhadap terjadinya bencana.

Digambarkan, Provinsi NTB dengan garis pantainya yang panjang memiliki potensi bencana alam yang cukup besar. Selain Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa yang merupakan dua pulau besar di NTB, masih ada sekitar 132 pulau-pulau kecil yang tersebar. Dari 132 pulau kecil itu, 7 persen diantaranya merupakan pulau berpenghuni.

“Oleh karena itu, potensi bencana bisa saja dialami pulau-pulau kecil tersebut, termasuk wilayah pesisir yang sangat potensial. Disamping  masih ada potensi bencana seperti tanah longsor, banjir, gempa, puting beliung dan lain sebagainya,” ujar wagub.

Menurut wagub, peresmian pengoperasian Kapal RB 220 akan menambah instrument kesigapan dan instrument peralatan di NTB dalam rangka penanganan darurat bencana. Oleh karena itu, atas nama pemerintah dan masyarakat NTB, wagub mengucapkan terima kasih kepada Badan SAR Nasional yang telah memberikan bantuan Kapal RB 220 untuk mendukung kelancaran dan kesigapan pelayanan tanggaap darurat di NTB.

Mengakhiri sambutannya, wagub kelahiran Alas Sumbawa ini berharap, jajaran Badan SAR Nasional Mataram dan jajaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi NTB, dapat  terus memelihara dan mendayagunakan Kapal RB 220 secara maksimal. Sehingga, pada saat dibutuhkan untuk melakukan penanggulangan bencana dapat beroperasi seperti yang diharapkan.

Selain peresmian Kapal RB 220, dilokasi sekitar pelabuhan Lembar juga dipamerkan peralatan SAR yang dimiliki oleh Kantor SAR Mataram, diantaranya Rescue Truck, Rescue Car, alat Mountaineering, yaitu peralatan yang digunakan untuk mengevakuasi korban di ketinggian, peralatan evakuasi di air, peralatan senam, life detektor dalam air dan juga detektor untuk reruntuhan bangunan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

>