Waktujedaku - Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas)
Marsekal Madya TNI Daryatmo S.IP, menegaskan, bahwa salah satu tolak ukur
keberhasilan operasi SAR adalah kecepatan responsive time terhadap setiap
musibah atau bencana. Untuk itu, kemampuan dan kelengkapan sarana pendukung
mutlak dibutuhkan.
“Oleh sebab itu, Rescue Boat
220 ukuran 36 meter ini ditempatkan di Kantor SAR Mataram untuk meningkatkan
kemampuan pelayanan SAR di NTB,” ujarnya saat meresmikan pengoperasian Kapal RB
220 disaksikan Wakil Gubernur NTB Ir H Badrul Munir, MM., Deputi Bidang Potensi
SAR Basarnas, para pejabat eselon II lingkup Basarnas, Muspida NTB, TNI/Polri
dan Kepala Kantor SAR seluruh Indonesia, di Pelabuhan Lembar, Lombok
Barat, Senin (13/2/2012).
Daryatmo menambahkan, sebagian
penduduk di beberapa wilayah NTB sangat bergantung pada moda transportasi laut,
sehingga memiliki resiko yang tinggi terhadap musibah pelayaran.
“Dengan hadirnya kapal ini
diharapkan pelayanan jasa SAR bisa lebih optimal, sehingga masyarakat,
wisatawan, nelayan dan para pengusaha di NTB merasa lebih aman dengan
bertambahnya kekuatan dan kemampuan Kantor SAR Mataram,” jelasnya
Bukan hanya itu, lanjutnya, dengan
bertambahnya kemampuan SAR di wilayah NTB, kepercayaan dunia internasional juga
kan semakin meningkat. Ia berpesan, kepada jajaran Kantor SAR Mataram agar selalu
menjaga, merawat dan mengoptimalkan fungsi kapal RB 220 agar dapat dioperasikan
jika terjadi musibah pelayaran.
“Tingkatkan kemampuan dan
pembinaan SDM, serta jalin komunikasi dan koordinasi yang harmonis dengan
seluruh instansi terkait,”imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Kantor
SAR Mataram Marsudi S. Sos MSi, menyambut baik adanya sarana tambahan di Kantor
SAR Mataram. Ia berharap, tambahan peralatan tersebut mampu meningkatkan
kinerja jajaran SAR Mataram dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, yaitu
memberikan pelayanan dan bantuan SAR kepada masyarakat.
Pada kesempatan yang sama, Wakil
Gubernur NTB Ir H Badrul Munir, MM mengatakan, Provinsi NTB merupakan salah
satu dari 7 provinsi kepulauan yang ada di Indonesia. Sebagai provinsi
kepulauan, katanya, tentu sangat diperlukan kesigapan dan kesiapan karena
berpotensi besar terhadap terjadinya bencana.
Digambarkan, Provinsi NTB dengan
garis pantainya yang panjang memiliki potensi bencana alam yang cukup besar. Selain
Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa yang merupakan dua pulau besar di NTB, masih ada
sekitar 132 pulau-pulau kecil yang tersebar. Dari 132 pulau kecil itu, 7 persen
diantaranya merupakan pulau berpenghuni.
“Oleh karena itu, potensi
bencana bisa saja dialami pulau-pulau kecil tersebut, termasuk wilayah pesisir yang
sangat potensial. Disamping masih ada potensi
bencana seperti tanah longsor, banjir, gempa, puting beliung dan lain
sebagainya,” ujar wagub.
Menurut wagub, peresmian
pengoperasian Kapal RB 220 akan menambah instrument kesigapan dan instrument peralatan
di NTB dalam rangka penanganan darurat bencana. Oleh karena itu, atas nama
pemerintah dan masyarakat NTB, wagub mengucapkan terima kasih kepada Badan SAR Nasional
yang telah memberikan bantuan Kapal RB 220 untuk mendukung kelancaran dan
kesigapan pelayanan tanggaap darurat di NTB.
Mengakhiri sambutannya, wagub
kelahiran Alas Sumbawa ini berharap, jajaran Badan SAR Nasional Mataram dan jajaran
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi NTB, dapat terus memelihara dan mendayagunakan Kapal RB
220 secara maksimal. Sehingga, pada saat dibutuhkan untuk melakukan
penanggulangan bencana dapat beroperasi seperti yang diharapkan.
Selain peresmian Kapal RB 220,
dilokasi sekitar pelabuhan Lembar juga dipamerkan peralatan SAR yang dimiliki
oleh Kantor SAR Mataram, diantaranya Rescue Truck, Rescue Car, alat
Mountaineering, yaitu peralatan yang digunakan untuk mengevakuasi korban di
ketinggian, peralatan evakuasi di air, peralatan senam, life detektor dalam air
dan juga detektor untuk reruntuhan bangunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar